Tuesday, November 29, 2016

Long Distance Pregnancy Relationship




Finally, I'm back..
Rasanya sudah lama sekali tidak menulis di sini. Akhir-akhir ini saya terlalu sibuk menikmati hari-hari kehamilan saya yang semakin luar biasa rasanya. Masuk ke minggu 31 membuat saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk beristirahat dan bekerja. Saya masih bekerja, dan saya merasa selama hamil ini, saya tidak terbebani dalam pekerjaan. Terutama untuk pekerjaan saya di Marketing Communication sebuah perusahaan yang menuntut kita untuk selalu punya stok ide kreatif  dan inovatif yang melimpah ruah. 

Di postingan  saya kali ini, saya sengaja akan membahas tentang kehidupan pernikahan kami yang masih tinggal berjauhan alias Long Distance Marriage atau LDM. Namun dalam kasus ini yang menarik adalah, kami LDM di saat posisi saya mengandung anak pertama. Jadilah namanya, Long Distance Pregnancy Relationship. hehehe.

Wah, dari awal kehamilan hingga sekarang ini, banyak banget ibu-ibu yang berkomentar "Duh, kasihannya lagi hamil tapi jauh-jauhan dengan suami" atau "Pasti nggak enak banget ya, lagi hamil tapi suaminya jauh.." dan sebagainya dan sebagainya.

Saya biasanya hanya menjawab "Wah, nggak jauh kok Surabaya-Banjarnegara. Masih jauhan Jakarta-Kuwait, hehe." atau "Wah masalahnya saya belum pernah hamil sebelumnya, jadi nggak bisa bandingin enak mana hamil dekat suami atau hamil jauh dari suami.." (meskipun terdengar oon banget sih jawaban saya, ya jelas enak deket suami lah) wkwkwk.

Pertanyaan-pertanyaan itu lama-lama bikin saya risih sih. Risih karena helloooo kalian itu sebenernya udah tau jawabannya, tapi masih juga nanya. Seperti ingin mendramatisir suasana gitu loh. hahaha.

Mungkin kalau dipikir-pikir, pasti rasanya beraaatt banget ya, merasakan kehamilan dan berjauhan dengan suami. Apalagi di usia kehamilan tua atau trimester ketiga ini. Namun herannya, saya sama sekali tidak merasa ini menjadi beban dan terasa berat. Mungkin karena perhatian saya tercurah ke pekerjaan dan saya masih tinggal bersama orang tua saya ya. Suami juga selalu siap siaga ketika saya minta hari ini pulang, dia langsung pulang juga. Setiap hari kami video call. Dan suami selalu menghabiskan waktu pulang cukup lama, yaitu biasanya seminggu di Banjarnegara. Sebulan pun bisa dua atau tiga kali pulang.

Mungkin karena alasan-alasan itu saya merasa enjoy dengan Long Distance Pregnancy Relationship ini. Memang sih, di awal sempat iri dengan postingan bumil-bumil sekitar yang selalu menceritakan betapa bahagianya bisa almost 24 jam bersama suami saat sedang hamil. Namun lama-lama saya juga sedih ketika mendengar cerita di forum-forum, ada yang Long Distance Pregnancy Relationship dari Jakarta-Kuwait. Ada yang di Sydney-Inggris. Dan bahkan yang paling miris sama-sama satu rumah, tapi ketemu hanya 1-2 jam di setiap harinya karena keduanya sama-sama pekerja kantoran di ibukota yang kantornya berjauhan.

Saya merasa sangat bersyukur. Banjarnegara-Surabaya. Bisa ditempuh dengan perjalanan 7 jam naik kereta api. Masih lancar signal untuk video call atau telepon. Coba bayangkan aja harus LDPR sudah beda benua gitu. Bisa nggak ketemu-ketemu waktu paling tepat untuk berkomunikasinya.


Buat semua bumil-bumil yang sedang LDPR dengan suaminya, percayalah... kita dipilih oleh Tuhan untuk menjadi bumil paling tangguh di antara bumil-bumil lainnya untuk menjadi seorang calon ibu yang sedang mengandung namun berjauhan dengan sang suami.
Saya percaya, ibu yang tangguh, kehamilan yang tangguh, insya Allah akan menghasilkan anak-anak yang tangguh juga. Amin Ya Allah...

Semangat !

Wednesday, August 10, 2016

Lipstick Semasa Hamil


Saya pecinta lip stick. Banget. Terutama untuk warna baby pink, nude, mauve atau peach. Hampir semua lipstik yang saya punya hanya di seputar warna-warna itu saja. Namun selama kehamilan ini, saya sempat mengalami hari-hari penuh kepucatan. Di mana setiap saya memakai lipstik apapun, yang ada saya bisa muntah-muntah dan mual-mual sepanjang hari.

Tapi menginjak bulan ketiga kehamilan, saya menjadi senang sekali berdandan. Minimal pelembab, bedak, blush-on, liquid mascara dan lipstik selalu menempel di wajah saya setiap pagi. Bahkan setelah mandi sore pun, rasanya tetap ingin berdandan (apalagi kalau ada suami, hehe). Nah, untuk urusan lipstik, saya tetap saja tidak bisa memakai sembarang lipstik karena jika memakai lipstik yang terlalu pekat dan terlalu wangi, entah mengapa saya langsung pusing, mual dan ingin muntah.

Akhirnya saya menemukan 3 lipstik yang paling bisa saya pakai sehari-hari selama kehamilan ini.

1. Tarte - Amazonian Butter Lipstick - Plummy Rose


Saya dibelikan lipstik ini pada saat ibu saya di Aussie. Lipstik ini memang luar biasa jagoan. Enak dipakai dan memang cukup melembabkan bibir karena kandungan butter di dalamnya. Saya sempat ingin memesan lipstik ini ke teman saya yang kebetulan sedang di UK, namun sayangnya, di UK sulit sekali mencari lipstik ini. Padahal, warna-warna lainnya sangat bagus dan soft banget.

2. Sephora N'08


Saya suka banget sama warna dari lipstik ini. Pink-nya soft banget dan sepertinya cocok banget di bibir saya. Namun sayangnya karena lipstik ini matte, jatuhnya memang agak kering di bibir. Namun warna dari lipstik ini sangat cantik dan membuat wajah saya terllihat lebih segar.

3. Bourjouis -Rouge Edition - Rose Tweed 04


Lipstik ini jatuhnya tidak jauh beda dengan warna dari Lipstik Sephora saya yang sebelumnya. Namun, teksturnya lebih menyenangkan karena jatuhnya bisa melembabkan bibir sehingga tidak pecah-pecah. Lipstik ini tidak terlalu matte dan tidak terlalu glossy. Namun aromanya terkadang membuat saya mual, jadi kalau memakai lipstik ini, saya hanya memakainya sedikit saja di vivir.

Kalau untuk lipstik, semuanya saya beli di-store-nya secara langsung. Karena saya sangat menikmati berbelanja lipstik sambil mencoba-coba shade lainnya, hehe. Saya sudah mencoba merk-merk lainnya, namun semuanya kembali membuat saya mual bahkan muntah.

Akhirnya 3 lipstik ini yang bergantian saya pakai selama kehamilan ini, hehe. Untuk kalian para ibu hamil, harus tetap cantik dan berdandan ya !



Thursday, August 4, 2016

Mudik Pertama ke Tempat Mertua

Mudik lebaran ini terasa sangat istimewa. Karena ini pertama kalinya saya mudik ke tempat mertua! Dan ini juga pertama kalinya saya mudik dengan status istri dan calon ibu, hehe. Saya dan Mas Aditya pergi mudik ke Madiun di malam kedua lebaran.


Madiun adalah kota kecil yang sangat menyenangkan. Kami berkunjung ke rumah nenek dan kakek dari Mas Aditya yang letaknya di pinggiran kota yaitu Takeran. Acara hari kedua lebaran tidak terlalu heboh, kami hanya berfoto-foto, makan gado-gado dan pecel di kota, bermain kelereng, dan tidur siang, haha. Tidur siang adalah agenda wajib saya di awal-awal kehamilan ini, karena saya mudah sekali merasa kelelahan.




Foto-foto kami terlihat bagus karena bukan jepretan dari kamera smartphone biasa. Kebetulan sekali Oomnya Mas Aditya ada yang memiliki hobi fotografi. Jadilah saya, Mas Aditya dan Mba Arien serta Enna (Kakak dan ponakan mas Aditya) menjadi model dadakan, hehhee.

Sebenarnya di dekat rumah nenek kami ada sawah, dan rumah tua yang bisa dijadikan tempat foto-foto yang instagram-able, tapi berhubung saya merasa sangat kelelahan
Yang paling nggak bisa saya lupakan dari Madiun adalah makanannya. Wah, makanan di sana itu enak-enak sekali. Saya dengan porsi makan saya (yang-lumayan-berlebih) sangat menikmati makanan di Madiun. Bayangkan saja dalam satu hari saya bisa 4-5 kali makan, hahha.

Makanan yang benar-benar terngiang selalu adalah PECEL PODANG. Yes it is, itu enak banget. Porsinya nggak terlalu banyak, pedasnya mantap, dan lauknya buanyaakk sekali. Ah, surga dunia banget bagi orang yang suka makan pecel.

Selain Pecel Podang, ada makanan unik khas Madiun yang kemungkinan tidak kita temukan di tempat lain. Namanya TEPO. Tepo adalah semacam soto bersantan, dengan kuah kacang, isinya hanya ketupat, tempe dan tahu. Harganya sangat murah, bayangkan saja satu mangkok Tepo hanya seharga 4000 rupiah. Namun rasanya luar biasa. Sayangnya saya tidak memoto wujud dari makanan itu, hehe.

Saya dan suami juga jajan gado-gado, kue putu dan serabi selama 1 hari 1 malam di Madiun. Intinya mudik kali ini terasa sangat menyenangkan. Selain berkumpul dengan keluarga baru, kami juga menikmati wisata kuliner yang sangat nikmaaatt.


Tuesday, August 2, 2016

Eid Mubarak 1437 H

Selamat Hari Raya Idul Fitri,
Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Wah, tampaknya saya telat banget ngucapin lebarannya ya. Tapi berhubung ini masih di bulan syawal, saya sempatkan untuk menulis jurnal tentang lebaran kemarin.

Ini adalah lebaran pertama saya menjadi seorang istri, sekaligus seorang calon ibu! I was so excited. Bagaimana serunya sahur dan buka puasa bersama suami. Serunya memilih-milih baju lebaran untuk suami dan ibu mertua. Wah, indah sekali pokoknya, hehe.

Memang ramadhan kali ini agak berbeda. Saya tidak berpuasa selama 30 hari karena saya tengah mengandung di usia kehamilan bulan kedua. Dokter menyarankan jika masih mengalami mual dan muntah hebat, lebih baik tidak puasa terlebih dahulu. Pengganti puasa bisa dilakukan dengan membayar fidyah. 


Lebaran kali ini kami bagi dua. Hari pertama kami berlebaran di Banjarnegara, tempat orang tua saya, dan di lebaran hari keduanya kami mudik ke Madiun, tempat keluarga besar mas Aditya berkumpul. Dengan usia kehamilan yang masih sangat muda, sejujurnya saya sedikit was-was. Tetapi untungnya, kami naik kereta api yang hanya memakan waktu selama 5 jam saja. Dan saya usahakan selama dalam perjalanan selalu tidur, sehingga badan tidak mengalami kecapekan.



Lebaran di Banjarnegara sangatlah ramai. Kami keluarga besar berkumpul dan memang suatu kesempatan yang sangat langka bagi kami sekeluarga untuk bisa berkumpul bersama. Meskipun tidaklah lengkap 100%, hehe.

Sunday, July 31, 2016

Pengalaman Pertama Jadi Ibu Hamil


Tepat tanggal 29 Juli 2016 yang lalu, saya dan Mas Aditya memeriksakan kandungan saya ke dokter SpOg di Wonosobo. Bukannya di Banjarnegara nggak ada dokter obgyn sih ya, tapi entah mengapa saya sudah jatuh hati dengan Rumah Sakit Bersalin yang ada di Wonosobo, selain hawanya sejuk sekali, di sana juma homie  banget. 

Alhamdulillah kaka kecil sudah masuk ke usia 14 minggu. Di layar USG si kaka sudah bergerak-gerak, seperti mau loncat-loncat. Ya Allah rasanya terharu dan pengen nangis banget ngeliatnya. Nggak tau kenapa rasanya masih belum percaya ada makhluk mungil yang lagi gerak-gerak di dalam perut saya, hihi.

Kaka kecil tumbuh dengan sehat, dan berat badannya cukup gendut hihihi. Harusnya seusia kaka kecil sekarang ini berat badan normalnya adalah 50-85 gram. Tapi kaka kecil sudah berbobot 97 gram. Wow. Alhasil Pak Dokter menyuruh bundanya untuk bisa lebih ngerem minum susunya. Jangan terlalu banyak, nanti takutnya kegendutan bayinya. 

Wah, padahal saya kemarin-kemarin sempat stress karena berat badan saya belum nambah-nambah malah sempat turun 2 kilogram. Saat ini alhamdulillah sudah kembali ke berat badan sebelumnya. Jadi, turun 2 kilogram dan naik 2 kilogram, hehe. Sama saja. 

Alhamdulillah saya tidak terlalu bermasalah tentang makanan. Banyak saya dengar dari teman-teman saya, mereka enggan untuk minum susu ibu hamil karena rasanya yang tidak enak dan bikin mual. Alhamdulillah sekali mencoba, saya langsung suka. Saya lebih memilih Susu Pren*gen rasa Strawberry, karena menurut saya rasanya segar dan enak sekali, alias gak bikin eneg. Saya tidak terlalu picky dalam hal makanan. Cuma memang porsi nasi saya menjadi cukup berkurang. Rasanya enggan sekali untuk makan nasi. Di kehamilan ini saya suka sekali dengan tempe-tahu (wajib ada setiap hari), mi (bukan mi instant ya), bakso, buah dan sayur-sayuran.

Anehnya, dulu sebelum hamil saya bisa dibilang doyan banget sama yang namanya "ayam". Ayam bakar, ayam goreng, ayam dibumbu apa saja saya pasti doyan. Namun saat ini saya jadi paling anti sama yang namanya ayam. Rasanya mulut ini susah sekali menelan ayam. Saya juga nggak paham kenapa bisa begitu, hehe.



Ngidam?
Ya pernah tiga kali (padahal baru 3 bulan ya, hehe). Pertama kali adalah, saya ngidam Almond Cookies oleh-oleh khas Surabaya. Jujur ya, saya sampai menangis minta suami saya untuk cepat pulang dan bawa si almond cookies itu (saat suami kerja di Surabaya). Rasanya menunggu suami pulang dalam 3 hari seperti 3 tahun lamanya. Dan parahya, ketika suami sudah datang membawa makanan yang saya idam-idamkan, saya hanya makan 2 cookies saja. Selebihnya, rasanya senang sekali melihat kotak almond cookies ada di meja belajar saya, haha. Ngidam yang sangat aneh ya.

Kedua kalinya, saya ngidam pizza hut. Untungnya momennya sangat tepat sekali menjelang kepulangan adek saya berlibur dari Jakarta. Jadi saya langsung titip 1 loyang meat-lover yang large ke adek saya. Untuk ngidam kedua ini, pizza nya saya makan kok, hehe.

Ngidam ketiga adalah ngidam paling susah. Saya ngidam Ramen Spesial dari Kedai Ling-Ling di Bandung. Untuk yang ketiga kali ini saya juga merengek-rengek ke suami, karena bingung banget gimana caranya ke Bandung (dengan usia hamil muda begini). Akhirnya, suami mengajak saya ke kedai masakan Jepang di dekat rumah saya di Banjarnegara (satu-satunya kedai Japannesse Food di kota itu, hehe), dan kita makan ramen di sana.
Alhamdulillah, setelah makan ramen itu, ngidamnya langsung berhenti. Hufff, kaka kecil pinter banget deh.

Morning Sick ?
Wah, rasanya memang luar biasa. 
Saya mengalami morning sick sampai saat saya menulis blog ini, alias di minggu ke 14 kehamilan saya. Setiap pagi rasanya selalu mual. Yang paling parah adalah mulai dari bulan pertama dan kedua. wah benar-benar bolak balik ke kamar mandi dan muntah-muntah.

Saya kadang iri dengan teman-teman yang tidak mengalami morning sick. Namun sedikit lega karena berdasarkan artikel yang saya baca, morning sick itu menandakan bahwa janin yang ada di dalam kandungan kita tumbuh dengan baik dan berpotensi menjadi anak jenius. Untuk lebih lengkapnya bisa lihat di sini.

Salah satu pemicu mual-mual hebat saya adalah bau wangi-wangian. Mulai dari sampo, sabun hingga lotion saya ganti dengan produk bayi yang tidak ada baunya sama sekali. Mobil yang dipakai sehari-hari juga saya buang semua produk  wangi-wangiannya. Bayangkan saja, keluar dari ATM saya bisa muntah-muntah karena bau pewangi ruangan yang ada di ATM. 
Tidak hanya wangi-wangian saya juga anti dengan bau balsem, minyak angin, dan minyak-minyak panas lainnya. Bahkan untuk lipstik, saya tidak bisa memakai lipstik yang ada aroma atau rasanya karena membuat mual dan ingin muntah. Di post saya selanjutnya akan saya bahas lipstik yang saya pakai selama saya hamil, hehehe.

Intinya, menjadi ibu hamil adalah pengalaman yang paling berkesan selama hidup saya. Merasakan kasih sayang dan tanggung jawab yang begitu meluap-luap yang terus tumbuh dalam jiwa saya, membuat saya sangat mencintai kaka kecil, suami saya dan tentu saja ibu saya.


Welcome in my belly, kaka kecil :")



Sebenarnya saya masih ingin posting-posting tenting tips-tips pernikahan (request dari teman-teman juga sih, hehe). Tapi rasanya nggak sabar pengen posting tentang hal yang satu ini hehe.

Alhamdulillah banget,
Puji Syukur ke Tuhan Yang Maha Memanajemen segalanya, saya dan mas Aditya bisa dikasih anugerah, rezeki yang luar biasa yaitu kehamilan.
Kami memanggil makhluk kecil di dalam perut saya ini dengan sebutan "Kaka Kecil". Karena harapannya si Kaka ini nantinya punya adek-adek lagi hehe. Maklum, suami bercita-cita punya 3 anak. 

Memang kami tidak diberikan rezeki secepat pasangan-pasangan lainnya. Ada yang begitu menikah di bulan yang sama langsung dikaruniai rezeki itu. Alhamdulillah saya dikaruniai rezeki kehamilan ini di bulan ketiga pernikahan kami.

Saya sempat sih mengalami rasanya bosan ditanya-tanyai setiap orang "Sudah isi belum?" ; "Sudah berapa bulan nih?" ; bahkan ada yang sampai berkomentar "Kok belum hamil-hamil ya, periksain ke dokter gih" 

Untunglah ada sang suami yang setia menenangkan dan selalu berkata bahwa ini adalah rezeki yang dititipkan oleh Allah. Jadi mungkin saja kita dinilai belum siap dan tugas kita adalah memantaskan diri untuk bisa menjadi orang tua yang baik.

Jadi pesan saya, untuk kalian para newly-wed, jangan terlalu mengkhawatirkan perkataan orang-orang di sekitar. Yang cenderung lebih kepo dibanding "peduli". Karena kalau kepo itu kecenderungan untuk disebarkan menjadi gosip dan berita-antar-chat itu semakin tinggi, hahaha. 

Tapi kalian benar-benar harus bisa membedakan mana orang yang benar-benar peduli dengan orang-orang yang memang kepo dan sedang mencari bahan berita untuk bergosip, hehe. 

Intinya, selalu berdoa, berusaha dan jangan lupa menyerahkan segalanya kepada Allah SWT. Insya Allah akan diberikan jalan terbaik untuk keluarga kecil kalian.

Kehamilan adalah anugerah luar biasa dari Allah SWT. Kalian akan jauh lebih jatuh cinta beribu-ribu kali lipat banyaknya dengan ibu kalian. Merasakan bagaimana indahnya ada seorang makhluk kecil yang tinggal di dalam jiwa kalian. Ah, benar-benar nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Sungguh luar biasa nikmatnya.




Monday, July 25, 2016

Angsul-Angsul (Option Choice dalam Prosesi Pernikahan)


Beberapa teman tidak sabar untuk menanti postingan saya selanjutnya, yang sudah saya janjikan di postingan Seserahan Pernikahan sebelumnya. Postingan kali ini adalah membahas tentang Angsul-Angsul. Angsul-angsul adalah barang-barang "sepengadeg" (perlengkapan dari ujung kepala hingga ujung kaki) yang diberikan dari calon pengantin perempuan untuk calon pengantin laki-laki.

Angsul-angsul memang tidak diwajibkan, seperti halnya seserahan untuk calon pengantin perempuan. Angsul-angsul bisa dibilang bersifat opsional. Memang perlengkapan untuk laki-laki bisa dibilang tidak sebanyak untuk perempuan. Jadi, angsul-angsul ini bersifat lebih simpel sesuai kebutuhan sehari-hari calon pengantin laki-laki.

Pada saat menyusun list, Mas Aditya hanya meminta barang-barang yang memang sedang sangat ia butuhkan. Dan ia juga minta untuk tidak dibuat dalam bentuk paket yang terlalu banyak. Jadi kami hanya menyiapkan kurang lebih 5 paket untuk angsul-angsul dan kurang lebih 9 paket untuk seserahan belum termasuk mahar dan cincin pernikahan.

Apa saja ya, yang termasuk ke dalam angsul-angsul?
Sejatinya kami hanya menebak-nebak saja, hehe. Karena dulu kami tidak sempat untuk browsing-browsing apa sebaiknya isi dari angsul-angsul tersebut. Begini kira-kira angsul-angsul versi saya dan Mas Aditya...

1. Pakaian, Tas dan Sepatu Casual
Sebenarnya ini tergantung sekali pada apa pekerjaan calon suami kamu. Berhubung Mas Aditya adalah seorang entrepreneur dalam bidang IT, yang notabene nggak suka kerja dalam busana formal, jadilah saya pilihkan kemeja santai (tapi tetap lengan panjang, karena biar sopan kalau ketemu klien, meskipun ujung-ujungnya bakal dilinting haha), sepatu Wakai favorit dia (yang selalu kemana-mana dipake) dan tas selempang (harus cukup macbook ukuran 11 inch, haha).


2. Jam Tangan
Nah, salah satu barang favorit dari Mas Aditya adalah Jam Tangan. Sebenarnya dia juga suka sekali mengoleksi kaset PS4. Tapi berhubung saya sebel banget kalo dia sudah mulai nyuekin saya waktu main PS, jadi nggak  saya kasih. Hehehe.
Ada baiknya dalam satu paket angsul-angsul ini, kamu bisa memberikan barang favorit atau barang yang dikoleksi calon suamimu. Tapi kalau misal calon suamimu suka ngoleksi mobil balap, kamu nggak perlu ngasih dia mobil balap yah, hehe. (gimana bawanya :")) 

3. Kaos kaki dan sabuk
Ini juga barang standar laki-laki ya. Kalau bisa pilhkan sabuk yang bagus sekalian (agak mahal dikit nggak papa sis). Usahakan sabuknya bisa awet dipakai, dan menjadi barang yang everlasting. Jadi  suamimu nanti bisa selalu ingat dengan istrinya, hehhe. Untuk kaos kaki, standar aja sih, belikan kaos kaki hitam (untuk formal) dan kaos kaki sport kalau calon suamimu suka berolahraga.

4. Perlengkapan Mandi
Seperti pada seserahan, perlengkapan mandi ini bisa berupa handuk, sampo, sabun, deodorant dan parfum untuk cowok. Pastikan aromanya yang kamu juga suka yah. Karena kamu pasti nggak mau kan, merasa nggak nyaman kalau dekat-dekat suami kamu nanti, hehhe.



5. Pakaian Dalam 
Pasti kamu sudah membayangkan betapa awkward-nya belanja pakaian dalam untuk calon suamimu, hehe. Tenang, kamu bisa nggak ikutan kok. Kamu bisa menunggunya langsung di kasir, atau duduk beli es krim selagi dia berbelanja pakaian dalamnya, hehehe. Tapi ingat yah, harus mulai diapalkan model, tipe dan ukuran pakaian dalam suamimu yaa. Karena nanti ketika sudah menjadi istrinya, otomatis kamu yang harus belanja, loh, hihihi. Semangat ! 
Packing untuk pakaian dalam laki-laki tidak serumit packing untuk pakaian dalam perempuan. Karena pakaian dalam laki-laki pasti berada di kotak. Jadi untuk packing-nya gak perlu harus memutar otak seperti bagaimana kamu menyembunyikan seserahan untuk pakaian dalam perempuan, hehe.
Oya, jangan lupa belikan juga kaos dalam (baik yang berupa singlet atau kaos polos biasa yang biasa dipakai untuk dalaman jika memakai kemeja).

6. Kue-kue
Untuk part makanan, rasa-rasanya hampir sama dengans seserahan untuk pihak perempuan. Pastikan kuenya adalah kue kering yang awet dan tahan lama yah.

7. Buah-buahan
Untuk buah-buahan, pastikan buahnya tidak usah terlalu banyak, karena buah bisa cepat busuk dan sangat berat jika jumlahnya banyak (kasihan yang bawa yah, sis) hehehe.

Oya, kamu juga bisa melengkapi paket angsul-angsul kamu dengan perlengkapan ibadah seperti baju koko, sarung, peci dan sajadah atau barang lainnya yang memang dibutuhkan oleh calon suami kamu. 

Dalam mempersiapkan seserahan ataupun angsul-angsul, jangan lupa yaa persiapkan untuk hiasan pada paket seserahan dan angsul-angsul kamu. Kamu bisa menghiasnya sendiri (DIY : Do it Yourself) atau kamu juga bisa menggunakan jasa vendor. Nantikan postingan saya selanjutnya tentang tips bagaimana membuat paket seserahan dan angsul-angsulmu jadi cantik yaaa.